HarianLampung.co.id – Ketua PCNU Kota Bandarlampung Ajak Warga Salurkan Daging Kurban ke Daerah Minim
Bandarlampung (ANTARA) – Ichwan Adji Wibowo, Ketua Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Bandarlampung, mengajak seluruh warga untuk turut serta dalam menyalurkan daging kurban ke daerah-daerah yang minim hewan kurban. Hal ini dilakukan guna memastikan distribusi daging kurban menjadi lebih merata dan dapat menyentuh semua lapisan masyarakat.
Menurut Ichwan Adji Wibowo, distribusi hewan kurban di Kota Bandarlampung seringkali tidak merata dari tahun ke tahun. Hal ini menjadi perhatian serius, karena masih terdapat wilayah-wilayah di kota yang minim hewan kurban seperti pedesaan, perkampungan, dan daerah tertentu lainnya.
“Kita perlu bersama-sama memikirkan bagaimana pengelolaan kurban di masa sekarang harus lebih menyentuh aspek sosial. Di Bandarlampung sendiri, terdapat banyak tempat yang memiliki surplus hewan kurban, namun di sisi lain ada juga daerah yang kekurangan,” ujar Ichwan Adji Wibowo.
Ichwan Adji Wibowo menekankan bahwa pendistribusian daging kurban menjadi tanggung jawab bersama. Untuk masa depan, diperlukan mekanisme pengelolaan daging kurban yang efisien agar dapat merata ke seluruh lapisan masyarakat di Kota Bandarlampung.
“Kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa masih ada oknum yang memanfaatkan Hari Raya Kurban untuk kepentingan pribadi dengan menumpuk daging kurban. Hal ini tidak mencerminkan nilai-nilai sejati dari kurban itu sendiri,” tambahnya.
Ichwan Adji Wibowo mengajak semua pihak untuk merenung bersama dan merayakan Hari Raya Kurban sebagai wujud kepatuhan dan kepasrahan kepada Tuhan, serta kesediaan untuk berbagi dengan sesama.
“Marilah kita rayakan Hari Raya Kurban ini dengan peduli terhadap sesama dan sebagai bentuk kepedulian terhadap orang-orang yang membutuhkan perhatian. Mari kita jadikan perayaan ini sebagai momen untuk menunjukkan kasih sayang kepada sesama,” tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa Hari Raya Kurban memiliki makna sebagai bentuk ibadah yang menggambarkan totalitas ketaatan seorang hamba kepada Sang Pencipta.
“Kurban adalah simbol kesetiaan, ketaatan, dan kepasrahan kepada perintah Tuhan. Hari Raya Idul Adha juga merupakan ajang untuk mengendalikan sifat-sifat negatif seperti kesombongan,” jelasnya.
Ichwan Adji Wibowo menegaskan bahwa perilaku sombong dapat membuat manusia menjauh dari Tuhan dan berdampak pada sikap tidak peduli terhadap sesama, kekikiran, hingga ketamakan terhadap harta dan status sosial.
Meskipun demikian, ia bersyukur karena semangat berkurban masyarakat semakin meningkat setiap tahun. Namun, penting untuk diingat bahwa berkurban bukanlah untuk pamer atau menyombongkan diri.
“Semangat berkurban harus disertai dengan ketundukan dan upaya untuk menundukkan sifat sombong serta sikap tidak peduli terhadap sesama. Mari kita jadikan Hari Raya Kurban sebagai momen untuk merenung dan meningkatkan welas asih terhadap sesama,” pungkasnya.