HarianLampung.co.id – Hari Raya Idul Adha menjadi momen tersibuk bagi Marno, seorang tukang potong kurban yang juga dikenal sebagai jagal. Dalam satu hari, Marno dan kelompok jagal lainnya mampu memotong lima ekor sapi dan puluhan kambing untuk kebutuhan kurban.
Dengan tangan yang terampil dan pisau yang tajam, Marno dan rekan-rekannya bekerja dengan cepat dan efisien. Mereka telah berpengalaman bertahun-tahun dalam menangani proses pemotongan hewan kurban, sehingga setiap gerakan yang dilakukan terlihat begitu terkoordinasi dan presisi.
Proses pemotongan hewan kurban dimulai dari persiapan yang teliti. Marno dan timnya memastikan bahwa alat-alat potong dalam kondisi yang baik dan steril. Mereka juga mempersiapkan tempat pemotongan yang bersih dan aman untuk menghindari kontaminasi pada daging kurban.
Ketika hewan kurban tiba, Marno dan timnya bekerja dengan sigap. Mereka dengan cermat melakukan proses pemotongan sesuai dengan syariat Islam, dimulai dari menyembelih hewan kurban hingga membagi-bagikan daging kepada para pemiliknya. Setiap langkah dilakukan dengan penuh rasa tanggung jawab dan pengabdian.
Meskipun harus bekerja dalam tekanan dan cuaca panas, Marno dan rekan-rekannya tetap menjalankan tugas dengan penuh dedikasi. Mereka sadar akan pentingnya peran mereka dalam menjaga tradisi penyembelihan hewan kurban dan memastikan bahwa daging kurban dapat disalurkan kepada yang membutuhkan.
Selain sebagai tukang potong kurban, Marno juga berperan sebagai penasehat bagi para pemilik hewan kurban. Dia memberikan informasi dan tips kepada mereka tentang cara merawat hewan kurban sebelum proses pemotongan dilakukan. Hal ini dilakukan agar pemilik hewan kurban dapat memahami proses kurban secara menyeluruh dan merasa lebih terlibat dalam pelaksanaannya.
Meskipun pekerjaan sebagai jagal seringkali dianggap sebagai pekerjaan yang keras dan tidak lazim, Marno merasa bangga dengan profesi yang dia geluti. Bagi Marno, menjadi tukang potong kurban bukan hanya sekedar pekerjaan, tetapi juga sebuah bentuk ibadah dan pengabdian kepada Tuhan.
Seiring berjalannya waktu, tradisi pemotongan hewan kurban terus berlanjut dan Marno tetap setia dengan pekerjaannya. Dia berharap dapat terus memberikan kontribusi bagi masyarakat melalui profesinya sebagai jagal dan menjaga kelestarian tradisi kurban agar tetap terjaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.