Media Inspirasi Masa Kini
Indeks
News  

Generasi Z: Pilar Utama Indonesia Emas 2045

HarianLampung.co.id – Generasi Z atau Gen Z, yang lahir antara tahun 1995 hingga 2012, kini sedang berada di puncak produktivitas mereka. Dengan rentang usia antara 13 hingga 28 tahun, mereka tengah meniti karir mereka di berbagai bidang, mulai dari bangku sekolah hingga dunia kerja. Namun, siapa sebenarnya Gen Z ini?

Menurut Chairman CentennialZ, Donan Abbad Abdullah, Gen Z adalah generasi yang tumbuh di era digital dengan akses teknologi yang tak terbatas. Mereka dikenal sebagai generasi yang melek teknologi, kreatif, peduli terhadap sesama, dan senang berekspresi. Namun, seperti generasi lainnya, Gen Z juga memiliki kelemahan, seperti ketergantungan pada teknologi dan kecemasan yang tinggi.

Di Indonesia, Gen Z menduduki peringkat tertinggi sebagai generasi yang paling banyak menghabiskan waktu untuk berselancar di internet, rata-rata 7 hingga 13 jam setiap harinya. Kemampuan ini memungkinkan mereka untuk mengakses informasi dengan cepat dan efisien, menjadikan mereka generasi yang paling terhubung secara global.

Selain itu, kreativitas Gen Z juga dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan industri kreatif di Tanah Air. Mereka mampu memproduksi konten-konten yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan memberikan informasi yang bermanfaat. Tak hanya itu, mereka juga dapat menciptakan solusi inovatif melalui pendirian startup untuk berbagai masalah sosial dan ekonomi.

Menurut Donan, studi Indonesia 2024 and Beyond juga mengatakan bahwa Gen Z akan menjadi kontributor utama perkonomian Indonesia di masa depan. Dengan persentase penduduk Gen Z yang mendominasi dengan 28% dari seluruh masyarakat Indonesia, mereka memiliki posisi strategis dalam pembangunan bangsa menuju Indonesia Emas 2045.

Namun, tak semua hal tentang Gen Z terlihat cerah. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa jumlah Gen Z yang menganggur mencapai 9,9 juta orang karena minimnya akses lapangan pekerjaan. Hal ini membuat Gen Z merasa tertekan dan cemas akan masa depan mereka, terutama di tengah kondisi ketidakpastian akibat pandemi dan berita buruk yang tersebar di internet dan media sosial.

Meski demikian, sikap open minded Gen Z dapat digunakan untuk mempromosikan toleransi dan inklusivisme di masyarakat. Mereka dapat terlibat dalam berbagai kampanye yang mendorong kerukunan antar suku, agama, dan ras. Melalui media sosial, mereka juga dapat menyebarkan informasi tentang kegiatan sosial dan menggalang donasi untuk membantu orang-orang yang membutuhkan.

Sebagai bagian dari Gen Z, menjadi pribadi yang berguna bagi bangsa adalah pilihan yang harus diambil secara sadar. Dengan mengelola kelebihan dan kekurangan mereka dengan baik, Gen Z dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan negara, serta membantu membangun masa depan yang lebih baik bagi Indonesia Emas.