HarianLampung.co.id – Cadangan beras di gudang Ganjaragung dan Gedung Dalam, Lampung Timur, telah diumumkan oleh Kepala Bulog Subdivre Lampung Tengah, Tri Novianti, pada Sabtu kemarin. Dari keterangan yang diberikan, terungkap bahwa di Ganjaragung terdapat 3.991 ton beras, sementara di Gedung Dalam terdapat 2.680 ton beras.
Novianti juga menambahkan bahwa cadangan beras ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan kiriman beras dari Bulog Lampung. Kiriman beras tersebut nantinya akan digunakan untuk bantuan pangan alokasi bulan Agustus, Oktober, dan Desember.
“Stok beras akan terus bertambah karena kami akan menerima stok beras impor dan akan terus melakukan penyaluran bantuan pangan hingga bulan Desember 2024,” ujar Novianti.
Per 1 Juni 2024, pemerintah pusat melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium dan beras premium. Harga beras medium naik dari Rp10.900 menjadi Rp12.500, sedangkan beras premium naik dari Rp13.500 menjadi Rp14.900.
“Dari Bulog sendiri, harga tebus beras SPHP juga mengalami kenaikan, dari Rp9.950 per kilogram menjadi Rp11.000 per kilogram sejak 1 Mei 2024, dan RPK dijual seharga Rp12.500,” jelas Novianti.
Meskipun terjadi kenaikan harga, namun hal ini tidak berdampak signifikan terhadap kelangkaan beras di pasaran. Pasalnya, kenaikan harga tersebut sejalan dengan musim panen para petani.
“Kenaikan ini terjadi bersamaan dengan musim panen petani. Di sini, harga beras masih stabil dan tidak mengalami kenaikan yang signifikan,” tambahnya.
Novianti juga menekankan bahwa meskipun ada penurunan minat masyarakat terhadap operasi pasar beras SPHP dari Bulog, hal ini disebabkan oleh cadangan beras hasil panen mereka sendiri. Namun, mulai bulan ini, minat masyarakat terhadap beras SPHP dari Bulog kembali meningkat.
Untuk harga pembelian pemerintah (HPP), Bapanas telah menetapkan harga gabah kering panen (GKP) sebesar Rp6.000 per kilogram dan gabah kering giling (GKG) sebesar Rp7.400 per kilogram.
“Dengan harga beras medium sebesar Rp11.000 per kilogram, kebijakan ini diharapkan dapat memberikan dukungan bagi petani dalam meningkatkan produksi beras,” tutup Novianti.