HarianLampung.co.id – Chusnunia Chalim dari Bandarlampung menyoroti masalah besar yang dihadapi oleh perempuan, terutama dalam hal kesenjangan akses dan bias gender di dunia digital. Salah satunya adalah meningkatnya kekerasan berbasis gender terhadap perempuan di media sosial.
Kekerasan tersebut sering terjadi dalam bentuk tindakan body shaming dan komentar negatif. Perempuan sering kali tidak mendapatkan apresiasi yang layak atas kerja keras dan prestasinya, bahkan dianggap tidak pantas menjadi pemimpin. Ada stigma yang menyebutkan bahwa prestasi perempuan hanya didapatkan karena belas kasihan atau penampilan fisiknya.
Perempuan yang memiliki peran ganda seharusnya dihargai atas usahanya, bukan malah mendapat ujaran kebencian terkait penampilan atau prestasi mereka. Mereka memiliki peran yang sangat penting dalam berbagai sektor, baik sebagai penggerak ekonomi maupun pemastikan keluarga tetap sehat.
Komentar negatif, ujaran kebencian, body shaming, dan kekerasan berbasis gender di media sosial harus segera dihentikan. Perempuan harus mendapat perlindungan dan dukungan untuk terus berperan aktif dalam masyarakat tanpa takut akan diskriminasi atau kekerasan.