HarianLampung.co.id – Film dan buku bisa menjadi senjata ampuh dalam melawan paham radikalisme di Indonesia. Hermansyah menyatakan bahwa pendekatan ini sangat penting untuk mencegah penyebaran ide-ide ekstrem di masyarakat.
Dalam situasi global yang terus berubah dan teknologi informasi yang berkembang pesat, film dan buku bernilai positif dapat membantu mengembalikan nilai-nilai kebangsaan kepada masyarakat. Hermansyah menegaskan bahwa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk harus terus memperkuat wawasan kebangsaan agar dapat menghadapi tantangan radikalisme.
Paham radikal kini tidak hanya disebarkan secara konvensional, tetapi juga melalui media sosial yang dapat memengaruhi kelompok rentan seperti perempuan, anak-anak, dan remaja. Jika generasi muda terpapar paham intoleransi, maka masa depan bangsa akan terancam.
Untuk itu, Hermansyah menekankan pentingnya pendekatan yang lebih lembut namun efektif dalam melawan radikalisme. Melalui film dan buku, masyarakat dapat lebih mudah memahami nilai-nilai kebangsaan dan menghindari paham radikal.
Dengan kerjasama antara BNPT, Ruangobrol, Yayasan Prasasti Perdamaian, dan Universitas Lampung, diharapkan generasi muda dapat terhindar dari paham radikalisme dan ekstremisme. Film “Road to Resilience” dan buku “Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah” diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesadaran kebangsaan dan mencegah terorisme.