Harian Lampung Co Id – Strategi fokus pada bisnis emas menjadi penggerak utama pertumbuhan laba PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
(BSI) pada kuartal pertama 2025. Didukung produk cicil dan gadai emas, perseroan berhasil mencatat peningkatan laba bersih sebesar 10% secara tahunan (year on year/yoy), yakni mencapai Rp1,88 triliun.
Pelaksana Tugas Direktur Utama BSI, Bob T Ananta, mengungkapkan bahwa kenaikan tersebut berasal dari lonjakan pendapatan non-bunga atau fee based income (FBI) yang tumbuh signifikan 39,3% yoy menjadi Rp1,7 triliun.
Baca Juga : Harga Emas Perhiasan Naik Tajam 1 Mei 2025: Strategi Terbaik untuk Pembeli dan Investor
Kontribusi tertinggi berasal dari pembiayaan cicil emas yang menembus angka Rp7,37 triliun—naik 168,64% dari periode yang sama tahun lalu.
“Strategi bisnis emas kami semakin solid, terlebih setelah BSI ditetapkan sebagai bank emas nasional oleh Presiden pada 26 Februari 2025,” jelas Bob dalam paparan kinerja virtual, Selasa (30/4/2025).
Ia menambahkan bahwa emas kini menjadi instrumen favorit masyarakat dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Baca Juga : Harga Emas Batangan Hari Ini 1 Mei 2024: Antam, Galeri24 Cek Update Terbarunya!
Selain emas, peningkatan FBI turut didorong oleh penguatan infrastruktur digital seperti layanan transaction banking, peluncuran aplikasi Byond by BSI, serta perluasan penggunaan EDC dan QRIS oleh merchant.
Kontribusi Bisnis Emas Meningkat Drastis
Nilai keseluruhan bisnis emas BSI melonjak 81,99% yoy menjadi Rp14,33 triliun. Produk gadai emas menjadi penyumbang pertumbuhan kedua terbesar dengan pencapaian Rp6,96 triliun, naik 35,65% yoy.
Secara keseluruhan, kontribusi bisnis emas terhadap FBI mencapai 17,81%.
Aplikasi Byond by BSI turut memperkuat kanal digital dalam peningkatan transaksi emas.
Baca Juga : Pemutihan Pajak Kendaraan Lampung Mei-Juli 2025: Manfaatkan Kesempatan Ini!
Jumlah nasabah naik 28% menjadi 119.000 per Maret 2025, dengan saldo emas yang tercatat mencapai 621 kilogram.
Pertumbuhan Aset dan Dana Pihak Ketiga
Direktur Finance & Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho, menambahkan bahwa total aset perusahaan tumbuh 12% yoy menjadi Rp401 triliun.
Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 7,4% yoy menjadi Rp319 triliun, dengan porsi dana murah (CASA) mencapai 60,96%.
Total pembiayaan yang disalurkan perusahaan mencapai Rp287,2 triliun, tumbuh 16,21% dibanding tahun lalu.
Baca Juga : Harga Emas Antam Hari Ini Turun Tipis, Cek Update Terbarunya!
Komposisinya didominasi oleh segmen konsumer, bisnis emas, dan kartu dengan total Rp156,71 triliun, diikuti oleh segmen wholesale Rp80,62 triliun dan retail Rp49,87 triliun.
Kualitas Pembiayaan Tetap Terjaga
Dari sisi risiko, BSI memastikan bahwa kualitas pembiayaan tetap dalam kondisi terkendali.
Hal ini terlihat dari rasio kredit bermasalah atau Non Performing Financing (NPF) Gross yang turun ke level 1,88%, menunjukkan perbaikan dibanding periode sebelumnya.