Apa Itu Roblox dan Mengapa Dilarang untuk Anak SD di Indonesia?

Harian Lampung Co Id – Roblox, platform game online yang digemari jutaan anak di seluruh dunia, kini menjadi sorotan di Indonesia.

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti secara resmi melarang anak-anak SD memainkan Roblox karena dianggap mengandung konten kekerasan yang bisa memengaruhi perilaku dan psikologis mereka.

Larangan ini memicu perdebatan antara kebebasan digital dan perlindungan anak di era teknologi.

Apa Itu Roblox?

• Roblox adalah platform game online yang memungkinkan pengguna membuat dan memainkan berbagai jenis permainan.
• Dirilis pada tahun 2006 oleh David Baszucki dan Erik Cassel.
• Game dibuat menggunakan Roblox Studio dan bahasa pemrograman Lua.
• Tersedia di berbagai perangkat: PC, smartphone, konsol, dan VR.
• Menggunakan mata uang virtual bernama Robux untuk transaksi dalam game.
• Menyediakan fitur sosial seperti chat, multiplayer, dan komunitas kreator.

Mengapa Roblox Dilarang oleh Mendikdasmen?

Menurut pernyataan resmi Mendikdasmen:

• Anak-anak SD belum mampu membedakan dunia nyata dan virtual.
• Banyak game di Roblox mengandung adegan kekerasan seperti “membanting” yang dianggap biasa dalam gameplay.
• Sifat Roblox yang terbuka memungkinkan munculnya konten negatif buatan pengguna.
• Kekhawatiran terhadap kecanduan dan dampak fisik seperti malas bergerak.
• Pemerintah mempertimbangkan pemblokiran jika terbukti membahayakan generasi muda.

Peran Orang Tua dan Literasi Digital

• Orang tua diminta aktif mengawasi aktivitas digital anak.
• Edukasi tentang batasan usia dan konten game sangat penting.
• Alternatif game edukatif bisa menjadi solusi untuk hiburan yang aman.

Statistik Pengguna Roblox (Global)

Roblox, Kreatif Tapi Perlu Pengawasan

Roblox memang menawarkan ruang kreativitas dan interaksi sosial yang luas, namun bagi anak-anak usia dini, pengawasan dan batasan sangat penting.

Larangan Mendikdasmen bukan semata bentuk sensor, melainkan langkah preventif untuk menjaga kesehatan mental dan perilaku anak di era digital.