HarianLampung.co.id – Jerman – Italia Beresiko Resesi, Zona Euro Tunjukkan Pertumbuhan Ekonomi Negatif. Kawasan Euro mungkin akan menghindari risiko resesi, karena data yang dirilis Selasa (14/2/2023) oleh Eurostat menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang positif pada kuartal keempat tahun lalu.
19 ekonomi zona euro tumbuh sebesar 0,1 persen pada kuartal keempat 2022 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.
Resesi ekonomi didefinisikan sebagai pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Enam negara zona euro menunjukkan pertumbuhan ekonomi negatif pada kuartal keempat 2022, termasuk Jerman dan Italia, yang pertumbuhannya masing-masing turun 0,2 persen dan 0,1 persen.
Kedua negara paling terpukul oleh krisis Ukraina, karena keduanya memiliki ekonomi yang digerakkan oleh ekspor dan sangat bergantung pada gas alam dari Rusia, yang terganggu menyusul sanksi terhadap Rusia.
Dalam tiga bulan terakhir tahun 2022, 27 negara anggota UE melaporkan pertumbuhan rata-rata nol dibandingkan kuartal sebelumnya.
Tetapi, Eurostat mencatat bahwa ekonomi Eropa diprediksi akan mengalami pertumbuhan pada kuartal kedua tahun ini, mengindikasikan kawasan euro mungkin dapat menghindari resesi teknis.
Selain itu, tingkat inflasi untuk zona euro turun kembali menjadi satu digit pada Desember, mencapai 9,2 persen.
Untuk UE secara keseluruhan, angka pada Desember adalah 10,4 persen. Negara-negara di seluruh Eropa menderita inflasi tinggi yang disebabkan oleh lonjakan harga energi tahun lalu.
Data yang dirilis Eurostat menunjukkan bahwa Zona Euro berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonominya dan mencegah resesi teknis.
Meskipun masih ada beberapa negara, termasuk Jerman dan Italia, yang masih menghadapi risiko resesi, namun seluruh negara di Eropa telah berhasil menahan inflasi yang tinggi.
Dengan adanya langkah-langkah pemerintah untuk meningkatkan investasi dan membangun stabilitas ekonomi, diharapkan Zona Euro dapat menghindari resesi di masa depan.