HarianLampung.co.id – Ekspor Indonesia pada bulan Agustus 2023 mengalami penurunan yang signifikan, sebesar 21,21% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan ini dipengaruhi oleh faktor-faktor global, terutama harga komoditas unggulan yang lebih rendah. Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengumumkan data terkini, dan angkanya cukup mengkhawatirkan.
Penurunan Tajam 21,21% dalam Ekspor Agustus 2023
Menurut laporan terbaru dari BPS, ekspor Indonesia pada bulan Agustus 2023 mencapai total sebesar US$ 22 miliar.
Namun, yang patut diperhatikan adalah bahwa angka ini mengalami penurunan tajam sebesar 21,21% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam sebuah konferensi pers pada Jumat (15/9/2023), menyatakan, “Ekspor Agustus 2023 turun cukup dalam sebesar 21,21% jika dibandingkan dengan bulan Agustus 2022.”
Penyebab Penurunan Ekspor
Dalam rincian yang lebih mendalam, ekspor minyak dan gas bumi (migas) pada Agustus 2023 mencapai US$ 1,32 miliar, sementara ekspor non migas mencapai US$ 20,69 miliar.
Ini menunjukkan bahwa penurunan tidak hanya terjadi pada sektor migas, tetapi juga pada sektor non migas.
Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, “Secara tahunan, penurunan terjadi baik pada ekspor migas maupun non migas.
Penurunan ini juga merupakan kelanjutan dari tren penurunan yang kita saksikan sejak awal tahun, karena harga-harga komoditas unggulan di pasar global relatif lebih rendah dari tahun lalu.”
Dampak Ekspor Indonesia
Penurunan ekspor sebesar 21,21% dalam bulan Agustus 2023 adalah peristiwa yang patut diperhatikan oleh semua pihak terkait dengan perekonomian Indonesia. Ini dapat memiliki dampak serius, seperti:
1. Penurunan Pendapatan Negara
Dengan penurunan ekspor sebesar ini, pendapatan negara dari perdagangan internasional juga akan terpengaruh. Ini dapat membatasi kemampuan pemerintah untuk membiayai berbagai program dan proyek pembangunan.
2. Tekanan pada Mata Uang Rupiah
Penurunan ekspor seringkali berdampak pada nilai tukar mata uang lokal, dalam hal ini Rupiah. Kemungkinan tekanan pada Rupiah bisa membuatnya melemah terhadap mata uang asing, yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat.
3. Perluasan Pasar Ekspor
Untuk mengatasi tren penurunan ini, Indonesia mungkin perlu mencari cara untuk diversifikasi pasar ekspornya. Membuka peluang baru untuk ekspor dan mencari kemitraan dagang yang lebih luas dapat membantu mengurangi risiko penurunan ekspor di masa depan.