HarianLampung.co.id – Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terus menunjukkan kenaikan pada awal perdagangan menjelang akhir pekan ini, tepatnya pada Jumat, 15 September 2023.
Penguatan ini berlanjut dari dua hari sebelumnya sejak perdagangan tanggal 13 September.
Menurut data dari Refinitiv, harga CPO pada awal sesi perdagangan mengalami kenaikan sebesar 0,8%, mencapai posisi MYR 3.791 per ton pada pukul 08:00 WIB. Dengan adanya kenaikan ini, harga CPO mendekati kembali level 3.800.
Pada perdagangan sehari sebelumnya, Kamis, 14 September 2023, harga CPO juga mengalami kenaikan sebesar 0,94%, mencapai posisi MYR 3.761 per ton.
Meskipun demikian, dalam empat hari terakhir, harga CPO masih mengalami pelemahan sebesar 1,8%, dan secara bulanan mengalami penurunan sebesar 6,21%, serta terjun bebas hingga 9,89% secara tahunan.
Kenaikan harga CPO ini didorong oleh pemulihan harga minyak nabati dan minyak mentah di pasar internasional.
Harga minyak mengalami rebound pada Kamis, 14 September 2023, karena ekspektasi akan pengetatan pasokan minyak mentah global hingga akhir tahun 2023, yang mengatasi kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi dan peningkatan persediaan di Amerika Serikat.
Di Dalian, kontrak minyak kedelai paling aktif, DBYcv1, mengalami kenaikan sebesar 0,46%, sedangkan kontrak minyak kelapa sawit, DCPcv1, meningkat sebesar 0,62%. Di Chicago Board of Trade, harga minyak kedelai BOc2 mengalami penurunan sebesar 0,56%.
Anilkumar Bagani, kepala penelitian komoditas di Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, menyatakan, “Harga energi saat ini juga terlihat stabil dalam kisaran yang lebih tinggi, mendukung minyak nabati dalam upaya memenuhi permintaan baru dari produsen biofuel.”
Harga minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak lainnya saat mereka bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar di pasar minyak nabati global.
India, sebagai pembeli minyak kelapa sawit terbesar, telah mengimpor sebanyak 1,13 juta metrik ton minyak kelapa sawit pada bulan Agustus, meningkat sebanyak 3,9% dibandingkan bulan sebelumnya, mencapai level tertinggi dalam sembilan bulan, menurut badan perdagangan terkemuka.
Sementara itu, Uni Eropa telah mengimpor sebanyak 634.515 ton minyak kelapa sawit pada tahun 2023/24 hingga tanggal 8 September, mengalami penurunan dibandingkan dengan 736.716 ton yang diimpor pada tahun sebelumnya.
Pada periode 1-10 September, ekspor produk minyak kelapa sawit Malaysia mengalami penurunan sebesar 11,2% dibandingkan dengan bulan sebelumnya, menurut laporan dari surveyor kargo Intertek Testing Services.
Sementara itu, perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia memperkirakan penurunan sebesar 20,4%.
Stok minyak kelapa sawit Malaysia juga mengalami peningkatan sebesar 22,5% dari bulan sebelumnya, mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan, yaitu sebesar 2,12 juta ton pada akhir Agustus.
Hal ini terjadi karena produksi minyak kelapa sawit meningkat dan ekspor melambat, menurut data dari Dewan Minyak Sawit Malaysia.