Media Inspirasi Masa Kini
News  

Hari Ibu, Ini Sejarah dan Makna Peringatan 22 Desember

Hari Ibu, Ini Sejarah dan Makna Peringatan 22 Desember

Pada Kongres Perempuan Indonesia I, masalah-masalah seperti persatuan perempuan di seluruh Nusantara, peranan perempuan dalam perjuangan kemerdekaan, peranan perempuan dalam pembangunan bangsa, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita, dan pernikahan usia dini bagi perempuan menjadi topik utama.

Kongres Perempuan Indonesia II yang diadakan pada Juli 1935 memfokuskan pada pembentukan BPBH (Badan Pemberantasan Buta Huruf) serta menentang perlakuan tidak wajar terhadap buruh wanita di perusahaan batik di Lasem, Rembang.

Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938 merupakan tonggak penting dalam sejarah Hari Ibu di Indonesia.

Pada kongres tersebut, tanggal 22 Desember resmi dijadikan sebagai Hari Ibu dan peringatan tersebut meriah diperingati di seluruh Indonesia pada peringatan ke-25 pada tahun 1953.

Tidak kurang dari 85 kota di Indonesia merayakan Hari Ibu dengan meriah, mulai dari Meulaboh hingga Ternate.

Tanggal 22 Desember secara resmi ditetapkan sebagai Hari Ibu setelah Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959 yang menyatakan tanggal tersebut sebagai Hari Ibu yang dirayakan secara nasional hingga saat ini.

Awalnya, peringatan Hari Ibu ini bertujuan untuk menghargai semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya memperbaiki kualitas bangsa.

Misi ini tercermin dalam semangat para perempuan dari berbagai latar belakang untuk bersatu dan bekerja sama.

Contohnya, pada peringatan 25 tahun Hari Ibu di Solo, acara ini dirayakan dengan membuat pasar amal yang hasilnya digunakan untuk membiayai Yayasan Kesejahteraan Buruh Wanita dan memberikan beasiswa untuk anak-anak perempuan.

Selain itu, panitia Hari Ibu Solo juga mengadakan rapat umum yang mengeluarkan resolusi meminta pemerintah untuk mengendalikan harga, terutama bahan-bahan makanan pokok.

Temukan Artikel Viral kami di Google News